Jakarta - Satu unit VCD player yang saya beli belasan tahun yang lalu, masih saya simpan sampai sekarang. Entah kenapa, ada sedikit perasaan eman-eman. Rasanya sayang mau dihibahkan ke orang.
Padahal untuk perangkat elektronik lain, kalau kemudian saya punya generasinya yang lebih baru dan lebih canggih, dengan senang hati, biasanya yang lama saya berikan ke siapa pun yang bersedia menerima. Tapi yang satu ini, beneran sayang.
Mungkin yang membedakannya, karena VCD player ini adalah piranti pemutar film pertama yang mampu saya beli dengan uang sendiri waktu itu. Saya bahkan masih ingat judul-judul film VCD yang saya beli dan tonton di rumah hari itu sampai tengah malam. Saking senangnya punya VCD player.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi, siapa jugalah yang mau menerima hibahan benda tua ini, ya?
Hampir semua keluarga sekarang sudah punya DVD player. Bahkan, yang belum berkeluarga dan tinggal di kost atau kontrakan pun pasti punya. Kalau tidak, orang biasanya nonton film di laptop masing-masing.
Harganya juga murah banget. Di brosur-brosur pasar swalayan –-yang biasanya juga menjual barang elektronik—- harga DVD Player hanya di kisaran ratusan ribu rupiah.
Dan meski VCD Player saya masih berfungsi dengan baik, memangnya masih ada orang beli VCD kalau mau nonton sesuatu?
Sebenarnya ada satu lagi yang ‘dibuang sayang’. Ada tape recorder lama, yang kebetulan, satu set speakernya dirancang terpisah. Dan seperti semua tape recorder pada umumnya, kita juga bisa mendengarkan siaran radio lewat perangkat ini.
Jadi, walaupun kotak pemutar kasetnya mungkin sudah karatan karena tidak pernah dipakai, radionya masih setia menemani hari-hari saya. Speakernya, karena kualitasnya lumayan, saya manfaatkan juga kalau sedang bosan dengan earphones dan headphones.
Jadi begitulah. Setiap kali ada niatan untuk menyingkirkan saja benda-benda jadul penuh kenangan ini, selalu saja akhirnya niat itu saya urungkan. Sudahlah, disimpan saja buat kenang-kenangan.
Dikutip dari : www.detikinet.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar